“…ga tau kenapa ketika masih duduk di bangku smp, anak-anak yang menggunakan rok abu-abu pasti selalu terlihat keren dan tampak dewasa. Ada sesuatu yang beda dari yang lainnya. seolah-olah rok abu-abu (rok SMA) memiliki nilai tersendiri yang sulit terlukiskan. Ia seperti memberikan suatu citra senderi bagi pemakainya. yang lelaki akan menjadi lebih ganteng dan yang perempuan akan semakin terpancar kecantikannya…”
Rok abu-abu anak SMA bagiku menunjukkan kalau si pemakai sudah tidak bisa lagi dianggap remeh pemikirannya. Menurutku ini adalah tingkat dasar memasuki masa pemikiran dewasa. Warnanya seperti banyak bercerita dilihat dari tingkat kekusamannya. Dipandang dari jauh begitu menakjubkan dilihat dekat memberi sensasi tersendiri.
Yah…itulah di atas penggambaranku melihat semua anak-anak SMA yang menggunakan rok abu-abu. Sepertinya semua kesenangan dan pencapaian kehidupan remaja merupakan puncak tersendiri ketika sudah mengenakannya. Ada pandangan tersendiri dari orang-orang. ada penilaian tak terhingga. Ada bentuk pengakuan tak kasat mata tetapi disadari.
Selulus dari SMP, aku bingung harus melanjutkan bersekolah di sekolah yang mana. Orangtuaku menyarankan beberapa sekolah unggulan di kota tempatku tinggal. Maka aku pun memilih untuk mengikuti tes masuk 2 sekolah yang ditawarkan dan semuanya : LULUS! Faktor kebetulan mungkin dan selalu ada keberuntungan. Akhirnya aku memilih sekolah yang letaknya tidak terlalu jauh, secara untuk sekolah di pagi hari saja, bangunnya susah minta ampun.
Hari pertama sekolah…
memasuki sekolah tempat aku lulus untuk pertama kalinya.
Dengan bangganya aku mengenakan rok abu-abu. Bayangkan aku yang dulunya hanya berseragam warna merah ketika TK, berseragam putih merah lalu putih biru dan sekarang merasakan indahnya seragam putih abu-abu. Ada makna tersendiri dari warnanya. Itulah tadi sesuatu yang sulit untu kuungkapkan dengan kata-kata.
Senangnya hatiku..
Melihatnya yang rapi jatuh bergelantungan hingga mata kaki ku terasa sangat pas. hmmm…
Rok abu-abu inilah yang selalu menemaniku menapaki sejarah hidupku yang mulai bertransformasi.
Rok abu-abu menjadi saksi bisu hari pertama sekolah ku sebagai siswa baru.
Rok kebanggaanku ini, walau hanya 2 buah tapi sangat berguna.
Aku tak merasa kekurangan walau terkadang meminta lebih.
Ia berjenis rok pendek hingga lutut yang memiliki belahan di bagian depannya.
Saking bersemangatnya aku, selalu saja ia robek setelah aku melangkah kan kaki dengan lebar dan selalu berjalan cepat, serta terkadang berlari seakan dikejaar waktu.
Rok abu-abu ini menjadi saksi kisah sekolahku yang dipenuni kegembiraan, kesibukan sekolah, kesibukan mengaktualkan potensi di organisasi, kesibukan untuk mencari jati diri, melawan perintah, mencari pembenaran, dan belajar setiap kali aku terjatuh.
Rok ini selalu sobek bagian depannya lalu dijahit lagi, jahitannya rapi kembali. Murni jahitan tangan ibuku ataupun Pa Trisno tukang jahit keliling, ia selalu setia memperbaikinya.
Tahun kedua di sekolahku ku temukan makna persahabatan, lagi-lagi dengan rok putih abu-abu ini yang hingga kini tak pernah luntur, semoga tak lekang oleh waktu (heem cocwit)
Begitu banyak cerita dan kisah di tahun kedua. Memulai sesuatu yang tak kuinginkan tapi ketika ku jalani, begitu menarik dan membuatku terkesima. Tahun ke dua kisah sekolah yang terkadang di warnai dengan bolos dari ruang kelas meninggalkan kepenatan dalam pelajaran yang membuatku muak.
Meninggalkan ruang kelas untuk mengembangkan sayap d organisasi sekolah. Mencari jati diri siapa saya. Menghilangkan sekat yang tak ingin ku masuki. Membagi apa yang ku punya.
Ketika memasuki tahun ketiga… rok abu-abu ku tetap setia. Ia tak pernah beranjak jauh, ia tetaplah ia. Menjadi saksi kunci hari-hari yang sulit ku lalui penuh perjuangan. Mengenal rasa cinta, kasih sayang, persahabatan, menjadi lebih dewasa, ia tahu semuanya. Ia lebih berbicara banyak ketimbang sekedar warna. Kisah rok abu-abu jaman SMA. Menemani 3 tahun ku dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Satu hal yang kulakukan sebelum lulus SMA, memotret sepatu hitam ku dengan ukuran penuh sedangkan rok putih abu-abu ku yang tak pernah berontak ketika aku duduk di lantai hanya mendapat sedikit tempat di foto itu.
hal lain yang ku sayangkan, knp dalam foto buku tahunan aku tak mengenakan rok abu-abu…
dan sekarang, ia hanya terdiam rapi dalam lemari kamarku.…
rok abu2 yg sobek skg di apain
BalasHapusrok abu2 yg sobek skg di apain
BalasHapus